marquee

Minggu, 08 Juli 2012

Tontonan yang Jadi Tuntunan

         Alhamdulilah...setelah sekian lama tidak membuka blog dikarenakan berbagai macam aktivitas yang cukup padat. Akhirnya saya bisa kembali membuat catatan kecil di blog ini. Saya ingin sedikit bercerita, tadi malam saya menonton grand final Stand Up Comedi 2 di Kompas TV. Saya tergolong orang baru yang menonton acara tersebut. Tapi jujur sejak mengetahui ada acara tersebut, saya jadi suka, bahkan ada salah satu finalis yang saya jagokan. Meski finalis yang saya sukai sudah tereliminasi, tapi saya tetap suka melihat acara tersebut. Di tengah gersangnya tayangan-tayangan di TV kita, acara ini menurutku cukup memberi banyak pelajaran dan pengetahuan yang sangat berharga. Terlebih kalau para "comic- nya" adalah orang-orang cerdas yang memadukan ilmu pengetahuan dengan guyonan yang cerdas.
         Salah satu materi yang masih saya ingat adalah terkait sisi negatif  tayangan-tayangan untuk anak2 kita. Tayangan kartun  Tom and Jery misalnya, jelas mengajarkan kekerasan buat generasi kita, ada lagi cinema-cinema anak di salah satu TV swasta yang cenderung bersifat mengkhayal, bisa menghilanglah, punya jin lah dan lain sebagainy, atau film-film kartun lain yang terkadang masih disisipi muatan yang berbau porno.Hal inilah yang secara perlahan merusak mental anak-anak kita. Kita sebagai orang tua memang harus benar-benar protektif menjaga anak-anak kita. Kita harus selektif dalam memilih tayangan, jangan sampai tayangan negatif menjadi Tuntunan hidup bagi generasi kita.

Senin, 01 November 2010

Trik mengambil keputusan disaat kita bingung

Bingung...
itu komentar pertama yang sering kita lontarkan ketika kita dihadapkan pada beberapa pilihan. Baik itu urusan pekerjaan, pendidikan, atau hal-hal lain yang berat sampai yang sepele sekalipun. Kita sering bingung bahkan heboh sendiri ketika tiba-tiba kita harus memilih satu keputusan dan meninggalkan hal lain yang bisa jadi itu sama-sama penting buat kita. Kadang kita justru menghabiskan waktu berjam-jam bahkan berhari-hari dalam mengambil sebuah keputusan. Ini akan menjadi bumerang buat kita, kalau kita tidak lihai untuk mengambil keputusan-keputusan yang tepat pada waktu yang singkat. Oleh karena itu, untuk penting buat kita untuk menentukan skala prioritas. Bila kita dihadapkan pada dua masalah, atau dua tugas yang bersamaan atau bisa jadi dua pilihan maka kita harus melihat secara jernih tentang pentingkah masalah itu, mendesakkah, apa manfaat dan kerugiannya dan yang terpenting apa hukumnya bila kita memilih melakukan hal tersebut, wajibkah?sunah, mubah atau bahkan makruh...
Bila yang kita jumpai adalah perkara2 yang sama wajibnya...maka pilih yang benar-benar urgen, harus dilakukan pada saat itu juga. Bila yang kita jumpai perkara wajib dan sunah, pilih yang sunah dan seterusnya...
Jika kita terbiasa membuat skala prioritas, Insya Allah kita mampu membuat keputusan-keputusan besar dengan cepat dan tepat.

Selasa, 14 April 2009

Hari ini aku belajar sesuatu yang baru, coba tebak aku belajar apa...
Aku belajar bisnis on-line, sepintas tampaknya menyenangkan dan begitu menggiurkan.
awalnya yang ada dibenakku, aku tidak perlu repot-repot untuk banting-tulang ato bekerja kersa. ternyata aku salah teman...
bisnis on-line pun butuh usaha keras untuk meraih kesuksesan. Tapi aku tetap semangat untuk belajar...ayo.. tetap belajar.Semangat!!!

Sabtu, 14 Maret 2009

Semangat Belajar

Belajar...Belajar... dan Belajar...
itulah kiat-kiat yang harus aku terapkan saat ini. Meski secara akademis aku sudah tidak mengenyam pendidikan lagi, tapi tuntutan untuk terus belajar semakin mendorongku untuk menjadi lebih baik. Aku sadar, gelar sarjana bukanlah penentu suksesnya seseorang, tanpa kualitas diri... sebanyak apapun gelar yang ia sadang, maka ia tetaplah seperti PECUNDANG. Ya...pecudang. Aku paling benci kata itu, dan aku pun tidak ingin menjadi bagian dari komunitas itu.
Untuk itulah kenapa sampai detik ini, aku belum kepikiran untuk kembali ke kampung halamanku, aku masih merasa haus, belum punya bekal untuk membangun desa tercintaku.
" Dalam hati aku masih terus berjanji, aku akan pulang dengan segudang ilmu yang akan kujadikan modal untuk membangun desaku. Inya Allah.